Welcome....

selamat datang aja lah..

21 Mart 2013 Perşembe

SUguhan JUmat - BETAPA BERHARGANYA IMAN


SU-JU
(SUguhan JUmat)

BETAPA BERHARGANYA IMAN

Iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak dapat dijual-beli ia tiada di tepian pantai
Walau apapun caranya jua engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau berentas lautan api namun tak dapat jua dimiliki Jika tidak kembali pada Allah

                Diatas adalah sepenggal dari lirik nasyid dari grup raihan yang menceritakan betapa berharganya iman, dan kita banyak mendengar “segala puji kepada Allah atas nikmat iman dan islam “ di pembukaan ceramah ataupun khutbah, kembali mengingatkan kita akan berharganya iman.

                Iman secara terminology artinya adalah percaya, dari segi ilmu Sharf(Morfologi bahasa arab) iman diambil dari akar kata “amana” Alif mim dan nun yang dimasukkan ke bab if’al dalam bentuk mashdar(kata dasar). Sedangkan menurut istilah iman adalah membenarkan dengan hati semua ajaran yang dibawa oleh nabi dari sisi Allah SWT dan mengikrarkannya dengan lisan (Matnul Aqaidi liumarin nasafi).

                Tidak ada jaminan seorang ayah yang bertakwa dapat membuat anaknya beriman sebagaimana Allah berfirman dalam Al-quran mengisahkan tentang nabi Nuh AS“Dan  kapal itu berlayar membawa mereka kedalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika anaknya berada ditempat yang jauh terpencil, “Wahai anak-anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir”, dia(anaknya) menjawab “aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah” Nuh berkata ”tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang maha penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang diantara keduanya ; maka dia(anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.(Q.S Hud :42-43). kisah ini merupakan kisah berharga yang patut kita renungkan bagaimana Nabi Nuh AS yang merupakan salah satu dari 5 nabi yang mendapat gelar ulul azmi tidak dapat memberikan hidayah kecuali atas izin Allah.

                Dan seorang suami tidak dapat memberikan manfaat kepada istrinya yang melampaui batas sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Al-quran. “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba  kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu) “masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). (Q.S At-tahrim: 10). Sudah selayaknyalah kita memahami nikmat iman yang merupakan urusan Allah SWT yang kembali diterangkan dalah firmannya “Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
(Q.S Al-qashash : 56)

                Marilah kita menjaga dan memperkuat cahaya iman yang begitu berharga ini dengan memperkuat takwa kepada Allah SWT, jangan biarkan iman kita hanya menjadi pepesan kosong dan mengabaikan manifestasi iman yang sebenarnya yaitu amal saleh, semoga hingga akhir nafas dan dinafas terakhir kita tetap berada didalam keimanan dan hidayah-Nya. AMIN.

Hiç yorum yok:

Yorum Gönder