SU-JU
(SUguhan JUmat)
BETAPA
BERHARGANYA IMAN
Iman tak
dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak
dapat dijual-beli ia tiada di tepian pantai
Walau
apapun caranya jua engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau
berentas lautan api namun tak dapat jua dimiliki Jika tidak kembali pada Allah
Diatas
adalah sepenggal dari lirik nasyid dari grup raihan yang menceritakan betapa
berharganya iman, dan kita banyak mendengar “segala puji kepada Allah atas
nikmat iman dan islam “ di pembukaan ceramah ataupun khutbah, kembali
mengingatkan kita akan berharganya iman.
Iman
secara terminology artinya adalah percaya, dari segi ilmu Sharf(Morfologi
bahasa arab) iman diambil dari akar kata “amana” Alif mim dan nun yang
dimasukkan ke bab if’al dalam bentuk mashdar(kata dasar). Sedangkan menurut
istilah iman adalah membenarkan dengan hati semua ajaran yang dibawa oleh nabi
dari sisi Allah SWT dan mengikrarkannya dengan lisan (Matnul Aqaidi liumarin
nasafi).
Tidak ada
jaminan seorang ayah yang bertakwa dapat membuat anaknya beriman sebagaimana
Allah berfirman dalam Al-quran mengisahkan tentang nabi Nuh AS. “Dan
kapal itu berlayar membawa mereka kedalam gelombang laksana
gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika anaknya berada ditempat yang
jauh terpencil, “Wahai anak-anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah
engkau bersama orang-orang kafir”, dia(anaknya) menjawab “aku akan mencari
perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah” Nuh berkata ”tidak
ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang maha
penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang diantara keduanya ; maka dia(anak
itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.(Q.S Hud :42-43). kisah ini
merupakan kisah berharga yang patut kita renungkan bagaimana Nabi Nuh AS yang
merupakan salah satu dari 5 nabi yang mendapat gelar ulul azmi tidak dapat
memberikan hidayah kecuali atas izin Allah.
Dan seorang
suami tidak dapat memberikan manfaat kepada istrinya yang melampaui batas
sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Al-quran. “Allah membuat
perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada
dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada
kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka
sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu) “masuklah
kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). (Q.S At-tahrim:
10). Sudah selayaknyalah kita memahami nikmat iman yang merupakan urusan
Allah SWT yang kembali diterangkan dalah firmannya “Sungguh, engkau
(Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan dia lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
(Q.S Al-qashash : 56)
(Q.S Al-qashash : 56)
Marilah
kita menjaga dan memperkuat cahaya iman yang begitu berharga ini dengan
memperkuat takwa kepada Allah SWT, jangan biarkan iman kita hanya menjadi
pepesan kosong dan mengabaikan manifestasi iman yang sebenarnya yaitu amal
saleh, semoga hingga akhir nafas dan dinafas terakhir kita tetap berada didalam
keimanan dan hidayah-Nya. AMIN.
Hiç yorum yok:
Yorum Gönder