Sebagai bagian belajar untuk menulis saya coba menerjemahkan buku. cerita dibawah saya terjemahkan dari bahasa turki, dan ternyata menerjemahkan itu gampang-gampang susah karena kadang ada kalimat bila diterjemahkan perkata itu tidak cocok dibahasa indonesia,jadi terpaksa dimodifikasi biar maknanya sesuai walaupun katanya beda. silakan membaca.
SYAIKH DAN
SULTAN
Pada suatu hari sultan berkata kepada seorang syaikh
:
“mintalah dariku sesuatu”. Lalu Syaikh menjawab:
“Wahai Sultan, tidakkah engkau merasa malu berkata
seperti itu kepadaku?. Aku mempunyai dua budak, walaupun mereka adalah budak biasa
tapi mereka bisa memerintah dirimu setiap hari”
Sultan pun marah mendengar jawaban sang Syaikh:
“Syaikh perkataanmu itu
pasti salah, siapa yang bisa memerintah diriku ini, katakan siapa yang bisa
memerintahku?”
Syaikh sambil tersenyum ia menjawab:
“Dua budakku yang bisa
memerintah dirimu, yang pertama adalah kemarahan dan yang kedua adalah
syahwat”.
LELAKI YANG
MEMBUNUH IBUNYA
Pada suatu hari seorang laki-laki menusuk ibunya
hingga meninggal.
Karena hal itu masyarakat
berkumpul mengerumuni orang itu dan memakinya:
“Kenapa engkau membunuh
ibumu, dasar anak durhaka!”
Lalu lelaki itu menjawab:
“ibuku telah melakukan dosa yang sangat kotor,
biarkanlah dosanya ditutupi oleh tanah”
Lalu mereka menimpali:
“daripada engkau membunuh ibumu, mengapa engkau tidak
membunuh orang yang membuatnya melakukan dosa tersebut”
Lelaki itu:
“aku lebih memilih hanya membunuh satu orang daripada
harus membunuh orang lain setiap harinya”.
Ia ingin mengatakan “aku telah mengeringkan sumber keburukan”
®Ketahuilah, ibu yang memiliki sifat yang buruk,
yang diketahui kefasadannya itu adalah nafsumu sendiri.
(Kisah yang terdapat di kitab Matsnawi karya Mevlana Jalaluddin Rumi)