Welcome....

selamat datang aja lah..

24 Aralık 2013 Salı

PERJUANGAN SEORANG IBU



            Dalam khazanah kekayaan budaya bangsa kita yang sangat beragam kita mengenal adanya cerita rakyat dan salah satu cerita rakyat yang populer adalah cerita rakyat Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat, diceritakan ada seorang pemuda yang bernama Malin Kundang yang pada awalnya adalah pemuda biasa di suatu desa yang hidup bersama ibunya dengan sederhana hingga pada suatu saat ia memutuskan untuk pergi merantau dan setelah Malin Kundang sukses diperantauan, kemudian kembali ke kampung halamannya ia enggan mengakui ibunya karena merasa malu hingga sang ibu murka dan mengutuknya ia berkata “Tuhan! Jika benar ia Malin anakku, KUKUTUK DIA JADI BATU!”  setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku hingga pada akhirnya benar-benar menjadi sebuah batu karang yang hingga saat ini dipercaya berada di Pantai Air Manis, di selatan kota Padang, Sumatera Barat. dalam kisah Malin Kundang tersebut jelaslah bahwa dalam kultur kita Ibu memiliki sebuah arti yang begitu penting hingga pada akhirnya tuhan menjatuhkan hukumannya kepada anak yang telah durhaka dan menyakiti ibunya.

            Selain itu dalam agama islam seorang ibu pun mendapatkan kedudukan yang luar biasa hingga kita sering mendengar dari para ustadz, penceramah ataupun guru perkataan “Surga berada dibawah telapak kaki ibu” begitu istimewanya seorang ibu hingga sang nabi menisbatkan surga sesuatu yang diinginkan setiap orang yang beriman berada dibawah telapak kaki ibu, bahkan ketika Nabi Muhammad SAW ditanya oleh sahabatnya “kepada siapakah aku harus berbakti” beliau menjawabnya Ibu, ibu dan ibu sebanyak tiga kali setiap kali ditanyakan pertanyaan yang sama menjadikan ibu sebagai orang pertama yang harus kita hormati dan sebagai tempat berbakti, dan saya yakin dalam ajaran setiap agama juga pastilah menempatkan ibu ditempat yang mulia dan istimewa.

            Betapa mulia dan istimewanya kedudukan seorang ibu tidaklah lagi terbantahkan, tidaklah berhak kita untuk menyakitinya walaupun hanya dengan berkata “ahhhh” padanya, kasih sayang ibu kepada anaknya sudah jelas terlihat, begitu banyak pengorbanan yang beliau berikan untuk anak-anaknya bahkan kasih sayang tersebut bisa kita saksikan pada binatang dimana induk binatang menjaga anak-anaknya baik dari pemangsa, kedinginan ataupun hal lainnya.

            Pengorbanan dan perjuangan ibu ketika mengandung selama sembilan bulan hingga pada akhirnya melahirkan kita adalah sebuah perjuangan yang benar-benar pada hakikatnya mempertaruhkan nyawa, pada umumnya manusia hanya dapat menahan rasa sakit sebesar 45 del (satuan rasa sakit) sedangkan dalam proses melahirkan sang ibu akan merasakan rasa sakit hingga 57 del yang digambarkan oleh para ahli bagaikan 20 tulang yang dipatahkan secara serentak, dan resiko kematian bagi ibu melahirkan yang di istilahkan sebagai Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut Kemenkes adalah 355 kematian dalam 100 ribu kelahiran, yang apabila kita bandingkan dengan negara-negara di Asia merupakan angka yang sangat besar.


Angka Kematian Ibu (AKI) tinggi salah siapa?
Sumber : Litbang “kompas”/NDW, diolah dari berbagai sumber Grafik : Dicky/Rianto

Definisi dari angka kematian ibu menurut  International Statistical Classification of Disease, Injuries, and Causes of Death adalah Kematian seorang perempuan yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya, atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan, berdasarkan hasil survei Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian ibu pada tahun 2007 mencapai angka 228 per 100 ribu kelahiran hidup dan ternyata pada tahun 2012 angka itu mengalami kenaikan hingga mencapai  359 per 100 ribu kelahiran hidup, terjadi peningkatan sebanyak 57% dalam kurun waktu 5 tahun.

Angka kematian ibu di Indonesia apabila dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya seperti yang ditunjukkan oleh grafik diatas masih sangatlah tinggi angka kematian ibu di Indonesia masih lebih besar dari India yang jumlah penduduknya lebih dari 1 milyar jiwa 4 kali lipat dari penduduk Indonesia dan hanya selisih 80 dengan Timor Leste yang penduduknya hanya sekitar 1 juta jiwa, tingginya angka kematian ibu di Indonesia yang sangat tinggi berdasarkan data tersebut sangat mengkhawatirkan ditambah kenyataan bahwa terjadi peningkatan yang cukup berarti dari tahun ketahun, Pertanyaan mendasarnya adalah apa yang menyebabkan angka kematian ibu di Indonesia tinggi? Bagaimana menurunkan angka kematian ibu? kontribusi apa yang dapat kita lakukan? Jangan biarkan bayi-bayi yang baru lahir itu kehilangan kehangatan ibunya, menjadikan malaikat pelindungnya tidak bisa melindunginya.

Menurut Women Research Institute (WRI) penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia sangat kompleks dan beragam diantaranya yang memiliki pengaruh signifikan adalah faktor kemiskinan, kebijakan yang bias gender, keadaan geografis yang sulit dan infrastruktur yang kurang memadai.

Persoalan pertama yang diyakini mempunya kontribusi besar terhadap tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah mengenai kemiskinan, pada dasarnya adalah persoalan yang sangat krusial dimana ketika pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah persalinan tidak dapat dijangkau oleh rakyat miskin dan mereka lebih memilih untuk melahirkan dibantu dukun beranak atau cara lain membuat proses persalinan menjadi lebih beresiko memang dalam proses persalinan biasa mungkin proses persalinan dapat berjalan dengan baik, akan tetapi apabila terjadi komplikasi dalam proses persalinan dan terlambat untuk diantisipasi resiko kematian ibu akan menjadi sangat tinggi, menurut WRI walaupun di puskesmas sekalipun telah ada surat keputusan dari bupati bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah gratis, tercatat sekitar 49 persen masih mengeluarkan biaya kurang dari Rp. 300.000 belum termasuk ongkos perjalanan menuju fasilitas kesehatan dan obat-obatan hinggal hal ini membuat rakyat yang keadaan ekonominya lemah enggan untuk memeriksakan kehamilannya dan memilih proses persalinan secara tradisional dan menurut data Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus 2010 persentase kelahiran bayi menurut penolong terakhir adalah dokter sebesar 15,3 %, bidan tenaga medis 61,2%, tenaga medis 1 %, dukun 21,3%, keluarga 1,2 %.

Keadaan geografis juga ikut menyumbang besarnya angka kematian ibu di Indonesia, masih banyak desa-desa terpencil yang jauh dari fasilitas kesehatan hingga menyebabkan terlambatnya penanganan terutama disaat terjadinya komplikasi yang membahayakan ibu dan janin, lalu selanjutnya adalah infrastruktur yang kurang memadai seperti akses jalan dan transportasi juga menjadi kendala yang cukup serius banyak daerah di Indonesia terutama daerah pedalaman.

Jumlah bidan memang jauh dari mencukupi menurut ikatan bidan Indonesia saat ini ada sekitar 80.000 bidan untuk seluruh Indonesia  akan tetapi yang menambah parah kekurangan bidan adalah tidak meratanya penyebaran bidan di Indonesia masih banyak desa-desa di berbagai wilayah tidak memiliki bidan desa, yang pada akhirnya membuat akses untuk mendapatkan pelayanan persalinan yang memadai semakin sulit.

Mari berkontribusi mengurangi AKI di indonesia

            Diperlukan sinergi dari semua elemen masyarakat untuk menekan angka kematian di Indonesia mulai dari pemerintah, tenaga medis, hingga masyarakat. Pemerintah dalam hal ini adalah kementerian kesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu di Indonesia pada 26 September 2013 mencanangkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) dengan fokus untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, pada dasarnya juga keseriusan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan bersama seluruh elemen masyarakat dapat menjadi jalan solusi bagi banyak permasalahan di Indonesia termasuk menekan tingginya angka kematian ibu.
            Masyarakat dapat berkontribusi dalam menekan angka kematian ibu dengan lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil dan janin jangan pertaruhkan nyawa ibu dan bayi dengan kelalaian dari kita, semua patut mengetahui dan memperhatikan tahapan-tahapan dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin. Pada akhirnya yang menentukan hidup dan mati adalah Tuhan yang maha kuasa akan tetapi jangan biarkan ibu berjuang sendirian menghadapi persalinan yang mempertaruhkan nyawa jangan biarkan kelalaian kita menjadikan seorang bayi kehilangan kehangatan ibunya atau bahkan tidak mengenali kehangatan ibunya, mari kita semua bahu membahu menekan angka kematian ibu di Indonesia.



Hiç yorum yok:

Yorum Gönder