Welcome....

selamat datang aja lah..

24 Aralık 2013 Salı

IDE GILA SELAMATKAN JAKARTA

IDE GILA SELAMATKAN JAKARTA
Jakarta tempat aku dibesarkan dan dilahirkan ini adalah sebuah kota yang mengagumkan kota yang telah menjadi saksi peradaban lebih dari 400 tahun,walau kini masih banyak permasalahan yang dihadapi mulai dari kemacetan yang menjadi fenomena sehari-hari di Jakarta dan juga permasalahan sosial seperti pengangguran, banyaknya pengemis dan masih banyak lagi, kota yang penuh dengan paradoks dikesehariannya dimana bisa kita temukan banyak gedung tinggi gemerlap bersebelahan dengan perkampungan kumuh, hingga mobil-mobil mentereng merek terkenal luar negeri lalu lalang tetapi manusia gerobak makin bertambah dikolong-kolong jembatan dan emperan toko, tapi aku tetap mencintai kotaku ini. Kota dengan luas 740.3 km2 (285.8 mil²) yang berdiri sejak 22 Juni 1527 dan dihuni lebih dari 10 juta jiwa di tahun 2013 ini sejak awal berdiri merupakan kota pelabuhan penting yang menjadi pintu gerbang interaksi dengan bangsa lain hingga sekarang, sebagai Ibukota Indonesia, Jakarta benar-benar memegang peranan penting sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian bangsa, Jakarta adalah tempat dimana teks proklamasi kemerdekaan  Republik Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945 yang menjadi awal berdirinya negara Indonesia yang merdeka.

Dan ketika wacana tentang pemindahan ibukota mencuat diberbagai media setelah banjir besar pada akhir tahun 2012 hingga awal tahun 2013 yang membuat sebagian kota Jakarta terendam, wacana pemindahan ibukota itu membuatku tertarik apa yang sebenarnya yang membuat wacana pemindahan ibukota tersebut ramai dibicarakan baik dikoran, televisi bahkan di media social seperti twitter hingga rasa ingin tahuku menuntunku menemukan buku berjudul “Logika Pemindahan Ibukota Jakarta” karya Raharjo Adisasmita dan Sakti Adji Adisasmita  yang menerangkan tentang alasan perlunya memindahkan ibukota dari Jakarta, dan dari sekian banyak alasan yang dikemukan di buku tersebut ada satu yang benar-benar membuatku terkejut dan heran penulis dengan yakinnya memprediksikan bahwa Jakarta akan tenggelam, bukan terendam pada tahun 2030 atau bahkan lebih cepat daripada itu, “bagaimana bisa” pikirku?.

            Dijelaskan dalam buku tersebut banyak bagian kota Jakarta yang permukaan tanahnya lebih rendah dari permukaan laut, sehingga dapat berpotensi terendam banjir.  Wilayah banjir di kota Jakarta pada tahun 1972 adalah sekitar 10 persen dari total wilayah Jakarta, Pada tahun 1982 bertambah luas mencapai sekitar 25 persen, dan pada tahun 2002 mencapai 60 persen, menyebabkan berbagai bagian wilayah Jakarta menjadi daerah langganan banjir yang tersebar di Jakarta, bukan hanya di Jakarta Utara, tetapi sudah menyeluruh dikota Jakarta, ada 3 faktor yang menyebabkan itu semua,pertama yaitu penurunan permukaan tanah dibanyak bagian wilayah jakarta, karena beban yang sangat berat dari gedung dan bangunan bertingkat tinggi yang jumlahnya sangat banyak dan eksploitasi air tanah yang berlebihan, kedua meningkatnya permukaan laut sekitar 2 cm setiap tahun akibat pemanasan global, ketiga adalah ancaman banjir rob yakni banjir yang disebabkan pasangnya air laut.

            Yang ada dipikiranku saat membaca saat itu adalah Jakarta tempat aku lahir dan dibesarkan ini akan tenggelam didalam air menjadi kota mati sisa peradaban yang berada dibawah permukaan laut, dan tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya hanya bisa pasrah menunggu sejengkal demi sejengkal tanah jakarta direndam oleh air hingga yang tersisa hanya puncak-puncak gedung pencakar langit yang menyembul dari dalam air benar-benar mengerikan.

            Aku tidak ingin kota Jakarta hilang tenggelam menjadi puing peradaban dibawah laut aku tidak ingin kota yang menjadi saksi perkembangan indonesia dari zaman ke zaman hilang tanpa kita berjuang untuk menyelamatkannya, tapi bagaimana?? bagaimana kita menyelamatkannya?? dan seketika terbersit dalam pikiranku ide gila, ya ide gila menyelamatkan Jakarta, Bagaimana kalau kita buat Jakarta mengapung dengan seluruh isinya dengan semua pohon, sungai, bangunan dan semua warga Jakarta, tapi sejurus kemudian aku tahu itu mustahil hanya saja aku tidak mau menerimanya aku biarkan ide ini menjadi mimpi yang ingin aku lihat dimasa depan.

Mimpi mengapungkan Jakarta sering kali menghampiri setiap aku melihat berita tentang Jakarta yang sedang dilanda banjir, apalagi setelah aku mencari tentang ide mengapungkan Jakarta dan ternyata di Belanda telah ada ide bahkan telah diaplikasikan bagaimana membangun kota diatas air, Koen Olthuis salah seorang arsitek kenamaan  Belanda bersama dengan perusahaannya Waterstudio.NL mengembangkan Floating Architecture (Arsitektur Mengapung) dengan konsep Floating City (Kota Mengapung), bahkan mereka telah berhasil membangun floating water villas, floating apartments di Citadel, Naaldwijk, Belanda dan membangun masjid terapung di The Hague, Belanda dan lebih jauh lagi Arsitek asal belanda itu telah membangun padang golf terapung di Maldives. Pada awalnya konsep Floating city digagas pada tahun 2009 oleh Rutger de Graaf yang juga merupakan arsitek dari negeri kincir angin tersebut dan  bersama dengan perusahaannya Deltasync dan perusahaan Arsitektur Public Domain Architects mereka merealisasikan konsep tersebut dan membangun proyek bernama Rotterdam Floating Pavilion, Rutter de Graaf sendiri mengatakan “Pembangunan Floating City tidak dapat menyelesaikan masalah perubahan iklim, tapi bisa menjadi solusi yang mungkin dikembangkan.” Dan proyek yang Rotterdam Floating Pavilion yang didukung oleh Rotterdam Climate Initiative telah sampai pada tahap pembangunan prototype yang sudah selesai dibangun dan dipamerkan pada Januari 2013.

            Walaupun konsep Floating City yang digagas oleh arsitek Belanda Rutter de Graaf dan dikembangkan oleh Koen Olthuis berbeda dengan konsep mengapungkan Jakarta yang aku pikirkan, karena konsep Floating City adalah membangun kota diatas air dari awal sedangkan konsep mengapungkan Jakarta yang aku pikirkan bukanlah membangun kota diatas air yang merendam Jakarta akan tetapi benar-benar mengangkat permukaan tanah Jakarta hingga berada diatas air bersama dengan gedung-gedung, Jalan, Patung, Pohon hingga seluruh warga Jakarta. pada titik ini aku merasakan bila datang saatnya Jakarta benar-benar mulai tenggelam sejengkal demi sejengkal ide ini tidak akan dengan mudah diterima oleh banyak orang, itupun hanya sebatas menerima ide tersebut belum pada tahap untuk mengimplementasikannya. Dikarenakan tentunya untuk merealisasikannya diperlukan dana yang besar dengan risiko yang tidak sedikit dan hasil yang mungkin bisa dibilang absurd bagi sebagian orang, mereka akan lebih memilih untuk meninggalkan Jakarta dan membangun ditempat lain, akan tetapi aku merasa ini semua patut diperjuangkan kita tidak bisa meninggalkan kota Jakarta tenggelam begitu saja tanpa melakukan apapun.

            Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk mengapungkan Jakarta, mulai dari resiko guncangan yang terjadi ketika proses mengapungkannya hingga bagaimana menstabilkan Jakarta yang telah terapungkan, ditambah dengan sungai yang harus kembali direkayasa dikarenakan berubahnya permukaan tanah dari permukaan laut, dan juga pasokan air ke kota Jakarta karena air tanah bisa saja terkontaminasi dengan air laut dikarenakan terapungnya Jakarta, akan tetapi aku yakin semua bisa disesuaikan apabila ada dukungan dari semua pihak untuk itulah tahap awal dari rencana ini semua adalah meyakinkan  setiap elemen masyarakat yang ada untuk mendukung rencana ini, kita memerlukan blue print rencana mengapungkan Jakarta dengan berbagai tahap yang akan dilaksanakan, dengan semangat untuk menyelamatkan Jakarta dan menjadikannya sebagai bentuk usaha dan perjuangan mempertahankan warisan Indonesia yang tak tergantikan kita akan menjadikannya nyata, menjadikan Jakarta sebagai kota pertama yang diapungkan dalam sejarah.

            Memang sebuah proyek yang gila dan ambisius, akan tetapi sejarah telah membuktikan sebuah terobosan dan inovasi selalu dilakukan oleh orang yang dianggap gila pada masanya dan dijuluki jenius ketika kegilaannya menjadi kenyataan dimasa depan.
           
           
           

                         
           


Hiç yorum yok:

Yorum Gönder