Welcome....

selamat datang aja lah..

24 Aralık 2013 Salı

Orang Tua dan Kematian

            Sayup—sayup aku mendengar dalam tidurku sebuah teriakan entahlah antara sadar dan tidak ditambah kegaduhan, apa yang sebenarnya terjadi, dan pada akhirnya rasa penasaranku mengalahkan rasa kantuk yang kutahan sejak sore tadi kubuka mataku dan perlahan aku bangkit dari lantai tempatku tidur aku ambil jaket yang kupakai sebagai alas untuk tidur kubereskan kemeja warna biru garis-garis yang sudah awut-awutan segera kuambil handphone Blackberry disaku celanaku dan kulihat jam menunjukkan 03.23, kupakai kembali sepatu pantofelku yang kulepas sebelum tidur dipojok selasar dan samar-samar mulai tercium bau khas rumah sakit yang menjengkelkan.

Dan perlahan aku mendekati sumber kegaduhan yang membangunkanku, setelah sampai dibelokan aku melihat kerumunan laki-laki dan perempuan diliputi kesedihan dan tangisan yang kulihat satu perempuan duduk ditempat duduk yang disediakan rumah sakit air mata yang terus mengalir terlihat jelas diantara sesenggukannya meluapkan kesedihan dengan sebuah hp samsung keluaran terbaru menempel di kupingnya dengan diiring air mata dan getar suara yang memilukan ia mengatakan kepada seseorang yang ditelponnya “Mass ali, ibu sudah tiada” dia terdiam membiarkan airmatanya mengalir dan berusaha melanjutkan kalimatnya “tadi jam 3 dipanggil Allah mas, tolong beritahukan keluarga yang lain yaa mas” kembali ia sesenggukan dan diakhirinya telepon itu dengan ucapan terima kasih kepada orang yang ditelponnya diseberang sana.

            Disampingnya terlihat seorang pemuda lemas dan dipegang oleh lelaki lain yang lebih tua, lelaki yang memegangnya berkata “Istighfar yoo, istigfar” pemuda yang dipegang mulai berontak dan tiba-tiba berteriak “Ibuuuuu” beberapa lelaki dan seorang satpam kembali menguatkan pegangannya ditengah rontaannya ia menangis dengan mata yang telah bengkak ia terus menangis, sementara yang lain kembali memeganginya dan mengajaknya beristighfar, aku diam aku terdiam duduk berjarak 4 tempat duduk dari kerumunan tersebut, pikiranku kosong hanya saja penglihatanku mulai berkabut dan tanpa kusadari air keluar dari mataku tapi pikiranku terlalu kosong untuk menyekanya dan kubiarkan air mata mengalir diam-diam.


            Semenit kemudian ditengah kegaduhan yang masih terjadi pikiranku menerawang entah kemana memikirkan ayat yang sering kudengar dari ustadz-ustadz diberbagai kesempatan “Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut” Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian, kita selalu diingatkan yang bernyawa akan mati, diriku, orang tuaku, temanku, sahabatku, semua pasti dan akan mati, sampai sejauh mana aku menyiapkan diri sudah sejauh mana aku membanggakan orang tuaku ataukah aku mengecewakan mereka selama ini, aku mencoba kembali dari pikiranku dan dengan berjalan hati-hati melewati kerumunan di pagi hari itu aku pergi menuju ruangan rawat inap kelas III  no 604 dan melihat dibalik pintu ayahku yang masih lelap dalam tidurnya dengan berbagai selang yang masih tertancap di hidung, tangan dan saluran lainnya, berdoaku dalam hati semoga beliau diberi kekuatan untuk dapat sembuh dari penyakit jantungnya, dan diberikan yang terbaik oleh Allah SWT, dan diujung doaku aku mendengar sayup azan memanggilku.

Sadam Husen

Hiç yorum yok:

Yorum Gönder